Kita telah ketahui bahwa hampir seluruh murid ktika disuruh gurunya untuk beljar sendiri dibangku mereka akan merasa dilepas dan kebanyakan menyalahgunakan waktu dan kesempatan tersebut untuk melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat sperti ngobrol, bermain, menggambar, dan sebagainya. Lantas mengapa seatwork dijadikan strategi instruksional teacher-centered ?
Menurut saya, hal ini dilakukan guru agar murid menjadi terbiasa untuk meringkas, membaca, merangkum, dan memahami topik yang sedang dibahas tersebut. Sebenarnya kegiatan ini juga baik dilakukan atau diterapkan untuk murid-murid tetapi harus tetap di awasi oleh guru agar waktu tersebut tidak dipakai untuk hal-hal yang tidak berguna.
Dengan adanya seatwork dalam strategi instruksional ini adalah merupakan tantangan tersendiri untuk guru agar guru dapat menghadapi langkah cara yang dilakukan murid dalam mengerjakan tugas, memilih atau menciptakan seatwork yang jelas dan bermakna, menjaga murid-murid agar tetap mengerjakan tugas.
Tapi terkadang ini semua tidak berjalan dengan baik. Masih ada guru yang menerapkan strategi seatwork ini tanpa adanya pengawasan yang membuat murid menjadi tidak menyelesaikan tugas yang diberikan kepada mereka.
sumber :
Munir.(2008). kurikulum berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Bandung : Alfabeta
Santrock,J.W. (2008). psikologi pendidikan (edisi kedua). Jakarta : Prenada Media Grroup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
..