Data observasi
yang didapatkan di SMK Tritech adalah :
1. Nama observer dan nim : Riana octhaviany 101301079
2. Kelas yang di observasi : III TKJ-2
3. Mata pelajaran/guru : Agama Islam – Drs. Darfikri
4. Waktu/durasi observasi : 11.55 wib – 20 menit
5. Jumlah siswa dikelas : 25 orang
6. Media pembelajaran guru : Infocus berupa TV untuk menampilkan power point yang telah
tersedia dan laptop (teacher centered).
7. Media pembelajaran siswa : kertas dan pulpen (pada saat TUK) ; laptop, buku cetak penerbit
erlangga, LKS (Lembar Kerja Siswa), buku tulis (saat belajar).
8. Alat observasi : Pulpen, kertas, buku panduan dan kamera.
9. Situasi fisik kelas : Di kelas tersebut terdapat sebuah papan tulis
(white board), diatasnya ada sebuah TV, disamping kanan papan tulis tersebut
ada sebuah AC, dan disamping kiri papan tulis tersebut ada sebuah kipas angin. Di
kelas tersebut juga terdapat sebuah rak besar yang tertempel dengan dinding
sebelah kanan pintu masuk. Ada sekitar 28 bangku yang tersedia untuk siswa.
Bangku tersebut adalah model bangku kuliah tapi bukan dari kayu melainkan dari
besi putih (biasa ditemukan di tempat-tempat bimbingan belajar). Susunan bangku
siswa dikelas tidak tersusun rapi dan terlihat berserakan. Meja dan tempat
duduk untuk gurunya berada di sisi kanan ruangan tepat dibawah AC yang terbuat
dari kayu. Lantai kelas tidak terlalu bersih karena terlihat disudut ruangan
banyak debu dan kotoran seperti pasir walaupun tidak ada sampah makanan atau
sampah kertas yang berserakan. Tidak terdapat jendela diruangan tersebut dan
hanya memiliki 1 pintu untuk keluar ataupun masuk ke ruangan tersebut. Dinding
kelas berwarna putih begitu juga dengan lantai yang disesuaikan dengan warna
cat pada dinding. Tidak juga terlihat bingkai foto presiden atau burung garuda
yang umumnya ada disekolah-sekolah lain. Gambar apa pun tidak ada dalam ruangan
tersebut baik dalam bentuk bingkai atau tidak. Jam dinding juga tidak terdapat
pada ruang kelas ini.
Tabel pertama yang digunakan sebagai pedoman (kerangka
acuan) saat observasi adalah :
Deskripsi
|
Tahapan
|
Fungsi
|
Persiapan belajar
|
1. Memperhatikan
|
Memberi peringatan bagi pemelajar terhadap adanya stimulus
|
2. Harapan
|
Mengorientasikan pemelajar pada tujuan belajar
|
|
3. Pengambilan
kembali (informasi relevan dan/atau keterampilan) untuk dibawa ke ingatan
kerja
|
Memberi ingatan tentang kapabilitas yang diinginkan
|
|
Akuisisi dan kinerja
|
4. Persepsi
selektif terhadap cirri stimulus
|
Memungkinkan penyimpanan stimulus penting secara temporer di dalam
ingatan kerja
|
5. Pengkodean
semantik
|
Transfer cirri stimulus dan informasi terkait ke dalam ingatan jangka
panjang
|
|
6. Pengambilan
kembali dan respons
|
Mengembalikan informasi yang tersimpan ke penggerak respons individual
dan mengaktifkan respons
|
|
7. Penguatan
|
Mengkonfirmasi harapan pemelajar tentang tujuan belajar
|
|
Transfer belajar
|
8. Pengambilan
petunjuk
|
Memberikan petunjuk tambahan untuk peringatan kapabilitas di waktu
mendatang
|
9. Kemampuan
generalisasi
|
Memperkaya transfer belajar ke situasi baru
|
Tabel 5.3 Ringkasan Sembilan Tahapan Belajar
Pada
saat mengobservasi kelas III TKJ-2 ini, proses belajar-mengajar yang sedang
terjadi adalah hanya kegiatan TUK (Tes Uji Kemampuan) yang diberikan oleh guru
bersangkutan kepada murid sebagai bentuk persiapan menghadapi ujian semester
pada tanggal 10 desember mendatang. Jadi, tidak begitu banyak informasi ataupun
hasil observasi yang didapat karena guru tidak banyak memberikan proses
interaksi dengan siswa yang ada.
Berdasarkan
tabel yang telah ditentukan untuk digunakan sebagai pedoman (kerangka acuan) saat
observasi (tabel pertama), persiapan belajar yang ada pada siswa dan guru
adalah baik. Hal ini dapat terlihat saat guru masuk ruang kelas dan langsung
memberitahukan tujuan ataupun kegiatan belajar-mengajar mereka hanyalah TUK
(Tes Uji Kemampuan), siswa dapat merespon dengan baik dan dengan segera
mengeluarkan selembar kertas untuk melaksanakan TUK (Tes Uji Kemampuan)
tersebut. Dan pada saat siswa mengerjakan soal pilihan berganda yang diberikan
oleh guru, proses akuisisi dan kinerja serta transfer belajar sedang terjadi.
Dimana keenam tahapan belajar pada akuisisi dan kinerja serta transfer belajar
secara tidak disadari oleh siswa sedang mereka alami ketika menjawab pertanyaan
yang tersedia tersebut.
Table kedua yang digunakan sebagai acuan observasi adalah
:
Kategori
belajar
|
Kapabilitas
|
Penampilan
|
Contoh
|
Informasi verbal
|
Pengambilan informasi yang tersimpan
|
Menyatakan atau mengkomunikasikan informasi tersebut dengan berbagai
cara
|
Penyusunan kalimat definisi patriotism
|
Keterampilan intelektual
|
Operasi mental yang memungkinkan individu untuk merespons kon-septualisasi
lingkungan
|
Berinteraksi dengan lingkungan tersebut dengan menggunakan symbol
|
Membedakan antara merah dan biru; menghitung luas segi-tiga
|
Strategi kognitif
|
Proses control pelaksana yang mengatur pemikiran dan belajar dari pe-melajar
|
Mengelola ingatan, pemikiran, dan peme-lajar seseorang secara efisien
|
Menyusun kartu ca-tatan untuk penulisan paper
|
Keterampilan motorik
|
Kapabilitas dan “rencana eksekutif” untuk mela-kukan sekuensi gerakan
fisik
|
Mendemonstrasikan urutan fisik atau tin-dakan
|
Mengikat tali sepatu; menunjukkan gerak sayap kupu-kupu
|
Sikap
|
Presdisposisi ke tindakan positif atau negative ter-hadap orang, objek
atau peristiwa
|
Memilih tindakan personal terhadap atau menjauh dari objek, peristiwa
atau orang
|
Memilih mengunjungi museum seni; meng-hindari konser music rock
|
Tabel 5.2 Tinjauan Atas Lima Variasi Belajar
Hasil
observasi yang didapat di kelas III TKJ-2 pada saat mereka mengikuti TUK (Tes
Uji Kemampuan) dapat dikaitkan dengan tabel 5.2 diatas. Dimana proses yang
terlihat saat para siswa mencoba untuk menjawab soal-soal yang tersedia adalah
lebih kepada kategori belajar informasi verbal, keterampilan intelektual, dan
strategi kognitif.
Pada
informasi verbal, dua karakteristik esensial yang ada adalah ia dapat
diverbalisasikan (ditulis atau dikatakan) dan setidaknya beberapa kata memiliki
makna bagi individual. Kapabilitas dalam kategori ini adalah label dan fakta;
seleksi prosa atau puisi yang terkait secara bermakna; dan isi informasi yang
tertata. Jadi, pada saat siswa membaca soal yang tersedia, siswa mencoba untuk
mengingat kembali materi yang telah dipelajari yang terkait dengan soal
tersebut untuk dapat menjawab soal dengan benar. Dalam hal ini ialah proses pengambilan
informasi yang tersimpan.
Yang
termasuk dalam keterampilan intelektual adalah membedakan, mengombinasikan,
menabulasikan, mengklasifikasikan, menganalisis, dan mengkuantifikasikan objek,
kejadian, dan symbol-simbol. Keterampilan intelektual terdiri dari empat
keterampilan yang berlainan yaitu : belajar diskriminasi, belajar konsep
konkret dan definisi, belajar kaidah atau aturan, dan belajar kaidah pada taraf
lebih tinggi. Terlihat dari jenis ataupun bentuk soal yang ada ialah ada
beberapa soal yang membuat para siswa harus membedakan ayat-ayat yang ada, atau
mencoba untuk mengingat aturan-aturan dari berwudhu dan sebagainya. Ini daapt
membuat para siswa mengingat kembali denagn keterampilan intelektual.
Strategi
kognitif dapat membantu siswa untuk mengelola pemikiran mereka dengan membantu
mereka menentukan kapan dan bagaimana menggunakan informasi verbal dan
keterampilan intelektual. Pada saat mereka menjawab setiap soal yang ada,
strategi kognitif juga diperlukan agar mereka dapat mengelola pemikiran mereka
dalam menjawab pertanyaan yang ada.
Jadi
kesimpulannya, saat para siswa kelas III TKJ-2 mengikuti TUK (Tes Uji
Kemampuan), mereka tidak hanya menggunakan satu dari lima kategori belajar yang
ada melainkan lebih dikarenakan ragam dari bentuk soal yang disajikan guru
menuntut mereka menggunakan kategori belajar yang berbeda-beda.
Komentar
Kelas yang saya observasi dapat
dikatakan kelas yang kondusif saat menjalani TUK (Tes UjiKemampuan). Walapupun
saat tidak ada guru mereka layaknya murid biasanya yang ribut,
salingmengganggu, dan sebagainya. Tapi ketika mereka mengikuti ujian, mereka
dapat dengankondusif mengikui tes tesebut. Dari sudut lain saya melihat bahwa
kelas ini kurang menunjukkankelas yang sesungguhnya karena tidak tersedianya
jam dinding, jendela, bingkai foto presidendan wakilnya, bingkai foto burung
garuda, dan sejenisnya. Ini membuat kelas lebih terlihatseperti ruangan pada
bimbingan belajar. Tapi alat belajar yang digunakan sudah modern danmengikui
zaman yang membuat siswa dapat belajar dengan maksimal.
Testimoni
Saya sangat antusias dan senang saat
ditugaskan untuk melakukan observasi ke sekolah. Terlebihlagi sekolah yang
dikunjungi adalah sekolah yang menggunakan fasilitas modern dalammendukung
proses belajar-mengajarnya. Kebanyakan siswa juga sangat antusias
menerimakedatangan kami. Begitu juga dengan gurunya yang ramah dan menerima kami
dengan baik.Pengalaman berkunjung ke sekolah ini menjadi kegiatan positif yang
sangat bermanfaat buatsaya karena saya mendapatkan banyak pelajaran dalam
melakukan proses ini.
Terimakasi Bu Dina :)
Daftar Pustaka :
Gredler, M. E.
(2011). Learning and Instruction.
Teori dan Aplikasi: edisi keenam. Jakarta: Kencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
..