Tugas
UAS nomor dua yang saya pilih ialah berkaitan dengan pandangan penugasan pada
mata kuliah psikologi belajar dengan mata kuliah lain pada semester 5 ini. Alasan
saya memilih tugas dua ini sebagai kerangka saya untuk membuat tugas adalah
karena ketertarikan saya untuk membandingkan cara penugasan yang diberikan oleh
dosen ataupun atas kesepakatan mahasiswa pada mata kuliah tertentu dengan mata
kuliah lainnya di semester yang sama. Hal ini dikarenakan banyak mahasiswa yang
memiliki pandangan dan kesenangan tersendiri dalam cara penugasan di mata
kuliah yang satu dibandingkan mata kuliah yang lainnya karena setiap mata
kuliah memberikan cara penugasan yang berbeda-beda dengan mahasiswa. Ini yang
menjadi ketertarikan tersendiri untuk saya memilih tugas nomor dua. Karena
ketika kita lebih tertarik terhadap suatu pekerjaan yang diberikan, maka kita
juga akan lebih mudah dan senang dalam proses menyelesaikan tugas ataupun
pekerjaan tersebut.
Pada tugas ini saya akan
menejelaskan atau memilih 5 dari 9 mata kuliah yang ada pada semester 5 ini
untuk saya bandingkan. Kelima mata kuliah tersebut yaitu, psikologi belajar,
inventori kepribadian, perilaku sosial menyimpang, psikologi abnormal, dan
PPSDM. Ini dikarenakan kelima matakuliah
yang saya pilih memiliki cara penugasan yang berbeda-beda satu dengan yang
lainnya. Perbedaan dalam cara memberikan tugas ini akan mempermudah untuk membandingkan
setiap mata kuliah tersebut. Selain itu, kita menjadi akan semakin paham dan
mengerti bahwa banyak metode yang coba diciptakan oleh dosen atau cara
pemberian tugas oleh dosen untuk mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.
Matakuliah pertama yang akan
dijelaskan ialah psikologi belajar. Ini merupakan mata kuliah yang lebih
menuntut pemikiran kita untuk terbuka dan kreatif. Dosen akan memberikan tugas
untuk menampilkan hasil postingan para mahasiswa sesuai deadline yang telah
ditentukan. Selain harus membuat postingan di blog, dosen juga sering memberi
tugas untuk menciptakan suatau karya yang imajinatif, menarik, dan baik untuk
di tampilkan di blog ataupun di praktekkan di kelas saat pembelajaran dimulai. Kami
dituntut untuk mampu berfikir luas dan terbuka terhadap penugasan yang diberikan.
Biasanya tugas tersebut untuk menguji sejauh mana pemahaman kita para mahasiswa
terhadap buku ataupun materi yang ada. Setiap minggunya mahasiswa diharuskan
untuk membaca materi yang akan di ajarkan besok.
Mata kuliah kedua yang ada ialah
inventori kepribadian. Materi pada matakuliah ini ialah pengenalan terhadap
berbagai macam jenis alat tes, cara pengadministrasian alat tes, dan juga cara
menilai hasil tes yang telah didapat. Tugas yang diberikan oleh dosen pun
berkaitan dengan materi tersebut yaitu membuat sebuah alat tes psikologi yang
sederhana. Setiap minggunya kami akan disuruh untuk mengumpulkan secara
menyicil proses pembuatan alat tes psikologi tersebut. Selain itu, saat materi
pembelajaran berisi tentang pengenalan alat tes, maka tugas kami adalah
menghitung atau belajar bagaimana mendapatkan nilai pada hasil tes tersebut dan
menyimpulkannya secara sederhana. Itulah tugas-tugas yang ada pada matakuliah
inventori kepribadian.
Untuk mata kuliah PPSDM, penugasan
yang diberikan juga berbeda. Pada mata kuliah ini, setiap minggunya harus
mengumpulkan tugas yang telah diberikan dosen. Tugas tersebut harus dikerjakan
secara berkelompok dan jika ada satu orang pun yang tidak ikut berkontribusi
dalam menyelesaikan tugas tersebut, maka dosen meminta untuk melaporkannya
kepada dosen. Berbeda dengan tugas pada mata kuliah inventori kepribadian yang
tidak mengharuskan mahasiswa untuk menyelesaikannya senditi, tugas di PPSDM ini
haruslah dilakukan atau dikerjakan secara berkelompok. Selain itu juga ada penugasan
untuk membuat powerpoint dari materi yang akan dipresentasikan oleh satu
kelompok di setiap minggunya. Tugas pada mata kuliah ini menuntut kita para
mahasiwa untuk mampu bekerjasama dan bekerja di dalam kelompok dengan baik.
Selain itu, ada mata kuliah perilaku
sosial menyimpang. Mata kuliah ini tidak ada presentasi kelompok, tidak ada
tugas individu yang harus dikumpulkan setiap minggunya. Hanya saja tugas yang
diberikan oleh dosen setelah dosen selesai menerangkan haruslah dikerjakan
secara berkelompok. Setiap kelompok harus mencar kasus di koran atau media masa
sesuai dengan topik yang akan dibahas pada hari tersebut. Setelah itu,
berdasarkan kasus yang didapat dan penjelasan ataupun materi yang telah didapat
dari dosen, maka setiap kelompok diharuskan untuk membahas kasus tersebut
sesuai teori atau topic yang telah diajarkan. Di matakuliah ini para mahasiswa
tidak diberi tugas untuk mempresentasikan materi pembelajaran. Hanya saja tugas
setiap minggu yang dikerjakan secara berkelompok harus dikerjakan sesuai dengan
penguasaan kita terhadap materi tersebut.
Yang terakhir ialah mata kuliah
psikologi abnormal. Pada mata kuliah ini, setiap minggunya akan ada satu
kelompok yang presentasi dan menerangkan topik yang sedang dipelajari.
Sebelumnya, akan ada tugas untuk membuat sebuah makalah berdasarkan topik yang
diberikan kepada kelompok. Tidak ada penugasan lain selain membuat makalah dan
mempresentasikannya di depan kelas. Setelah kelompok presenter mempresentasikan
materi pembelajaran, maka para mahasiswa lainnya yang mendengarkan haruslah
memberikan pertanyaan. Jika ada pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa kepada
kelompok presenter, maka mahasiswa tersebut akan mendapatkan reward berupa
point untuk tambahan nilai. Diakhir waktu, dosen akan meringkas kembali
topic-topik yang lebih penting untuk diingat dan memperbaiki hal-hal atau
penjelasan yang kurang tepat saat presenter menyampaikannya.
Kelima mata kuliah tersebut memiliki
persamaan dan perbedaan. Beberapa persamaan yang terlihat adalah bahwa para
dosen akan memberikan tugas sesuai dengan apa yang mereka tentukan, bukan
berdasarkan apa yang mahasiswa inginkan. Selain itu, penugasan yang diberikan
sama-sama bertujuan untuk membangun soft skill yang ada pada diri setiap
mahasiswa baik itu kreatifitas, kemampuan berkomunikasi didalam kelompok,
ataupun kemampuan untuk menyampaikan informasi kepada orang lain dengan baik.
Perbedaan dari setiap mata kuliah di atas adalah ada mata kuliah yang menuntut
untuk presentasi di depan kelas setiap minggunya, ada mata kuliah yang menuntut
untuk memberikan hasil postingannya di blog, ada juga yang membutuhkan
kemampuan untuk berdiskusi dalam menyelesaikan tugas di dalam kelompok, dan
lain sebagainya.
Setelah saya membandingkan kelima
mata kuliah yang ada di semester 5 ini, maka saya akan menghubungkan system
pengajaran ataupun proses belajar-mengajar yang ada di kelima mata kuliah ini
dengan teori belajar yang telah saya pelajari di mata kuliah psikologi belajar.
Pada tugas kali ini saya akan membahas pandangan penugasan di kelima mata
kuliah ini dengan 3 teori pendekatan yaitu teori pengkondisian berpenguat dari
B.F Skinner, teori perkembangan kognitif dari Jean Piaget, dan teori kondisi
belajar dari Robert Gagne.
Yang pertama ialah teori belajar
pengkondisian berpenguat dari B.F Skinner. Di dalam teori ini dikatakan bahwa
ada 4 faktor yang dapat mempengaruhi kontingensi penguatan, yaitu : tingkat
keterampilan seseorang, sejarah penguatan di masa lalu, anugerah genetik, dan
mekanisme survival yang sukses pada manusia awal. sedangkan penguatan itu
sendiri terdiri dari dua yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Untuk
kelima mata kuliah yang telah diuraikan diatas, maka mata kuliah yang sesuai
dengan teori belajar dari B.F Skinner adalah mata kuliah psikologi belajar.
Karena di mata kuliah ini, setiap mahasiswa yang memberikan pertanyaan kepada
kelompok akan mendapatkan poin tambahan nilai dan jika tidak ada satu orang pun
yang mengajukan pertanyaan maka para presenter atau dosen (Bu Wiwik) yang akan
mengajukan pertanyaan. Itu merupakan bentuk dari pembelajaran B.F Skinner yang
diterapkan di mata kuliah psikologi belajar. Penguatan ataupun punishment
sangat mempengaruhi para mahasiswa berperilaku. Selain penguatan, dosen juga
dapat menggunakan teknologi dari Skinner dengan tiga cara. Yakni : menggunakan
stimuli diskriminatif dan penguatan dalam interaksi di kelas secara tepat,
mengimplementasikan langkah – langkah pembentukan di dalam pengajaran, dan
menyusun materi pengajaran yang diindividualisasikan.
Teori yang kedua ialah teori
perkembangan kognitif dari Jean Piaget. Teori ini mengatakan bahwa ada empat
tahapan dalam proses penalaran. Yaitu : periode sensori motor (kelahiran – 1
tahun), periode praoperasional (2-3 hingga 7-8 tahun), periode operasional
konkret (7-8 hingga 12-14 tahun), dan periode operasional formal (diatas 14
tahun). Berdasarkan empat tahapan tersebut maka dapat dikatakan bahwa mahasiswa
sudah berada di tahap periode operasional formal, yaitu tahap dimana
kapabilitas untuk secara logis menangani situasi multifactor mulai muncul.
Individu dapat mendeduksi berbagai kemungkinan dan secara sistematis
mengesampingkannya. Penalaran bergerak dari situasi hipotesis ke konkret. Focus
teori Piaget adalah mengembangkan pemikiran logis. Pemelajar mengkonstruksi
pengetahuan melalui riset mandiri dan kerjasam dengan temannya. Peran guru
adalah mengorganisasikan dan menciptakan situasi yang memberikan masalah yang
bermakna dan mengajukan pertanyaan yang mendalam yang akan membangkitkan
pemikiran anak. Ini telah diterapkan pada matakuliah psikologi belajar,
perilaku sosial menyimpang, dan PPSDM diman setiap matakuliah ini menuntut
untuk kita mampu berdiskusi dengan kelompok dalam menyelesaikan tugas, mencoba
mengembangkan pemikiran kita secara individu berdasarkan dari ilmu yang telah
didapat, dan memikirkan atau menciptakan sesuatu yang baru dari hal atau ilmu
yang telah didapat.
Yang terakhir ialah teori kondisi
belajar dari Robert Gagne. Robert mengatakan bahwa ada tiga prinsip dari
pembelajaran yang efektif dalam analisis tugas latihan. Yaitu : memberikan
pembelajaran mengenai seperangkat tugas-tugas komponen yang diarahkan untuk
membangun tugas final, memastikan bahwa setiap tugas komponen dikuasai, dan sekuensi
tugas komponen untuk memastikan transfer yang optimal ke tugas final. Salah
satu yang dibahas oleh Gagne adalah berkaitan dengan komponen esensial dalm
belajar dan pembelajaran. Dikatakan bahwa kondisi belajar internal yang
berinteraksi dengan stimulus dari lingkungan akan menghasilkan suatu hasil
belajar berupa informasi verbal, keterampilan intelektual, keterampilan
motorik, sikap, dan strategi kognitif. Dari penjelasan ini, maka mata kuliah
yang sesuai dengan teori belajar Gagne salah satunya adalah inventori
kepribadian. Karena stimulus yang diberikan oleh dosen akan menuntut kita untuk
menghasilkan suatu pembelajaran baik dari informasi verbal, keterampilan
intelektual, ataupun strategi kognitif.
Tapi secara keseluruhan, saya
melihat bahwa tidak ada yang salah dari metode atau system pengajaran yang
berbeda-beda di setiap matakuliah. Karen semua itu harus disesuaikan atau
tergantung dari tujuan pembelajaran dari setiap mata kuliah itu.ketika suatu
tujuan dari pembelajaran tersebut mampu dicapai, maka dapat dikatakan bahwa
metode belajar yang telah diterapkan adalah metode belajar yang sesuai untuk
matakuliah tersebut.
Daftar Pustaka:
Gredler, M. E.
(2011). Learning and Instruction.
Teori dan Aplikasi: edisi keenam. Jakarta: Kencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
..